Monday, December 15, 2008

Gerak Jalan dalam rangka HAB Depag 2008

Minggu, 14 Desember 2008, aku bersama teman-teman kantor melakukan gerak jalan santai. Acara yang menurut jadwal diberangkatkan pukul 06.00 ternyata pukul 06.16 baru bisa diberangkat karena toleransi dari pihak panitia kepada peserta yang mungkin datang terlambat. Rutenya sih gak terlalu jauh, Star dari Man 3 Malang, menuju ke jl.Jakarta, terus ke Jalan Surabaya. Nah disini para peserta gerak jalan diberi tiket peserta yang nantinya disobek sebagian untuk diikutkan door prize.. (lumayan kalo dapat hadiah meski kecil..). Kemudian lewat pahlawan trip, kemudian belok kiri trus langsung lewat UM dilanjutkan lurus ke jl. bandung. Ternyata pada hari yang sama dan jam yang sama, ada gerak jalan santai dari lembaga lain yang jalan berlawanan ketika menuju ke jl.bandung.
Maunya sih trus ke MAN 3 tapi karena perut tidak kompromi maka aku belok ke kantor, MIN Malang 1 untuk isi perut dulu (lapar :)..
Dengan semangat aku menghampiri meja yang penuh dengan hidangan ueenakk..pecel tempe sayur-sayuran and tidak lupa juga kerupuk..kriuk..
Dengan ucapan basmalah aku makan semuanya.(beberapa menit kemudian) Habislah sudah nasi pecel tadi dan diakhiri dengan jamu kencur nikmat. Terlepas dari makan enak nasi pecel tadi, semoga dengan Hari Amal Bhakti Departemen Agama, semangat melayani masyarakat akan lebih meningkat, kuantitas dan kualitasnya.. Amin

Labels: , , , ,

Thursday, March 10, 2005

Kegelisahan dan Dilema Seorang Jack kepada Sekolah dan Siswa

Ini adalah sebuah penggalan dari ganjalan hati seorang pengajar yang sudah dipendam jauh hingga akan mem'fosil'.
Sudah dua tahun lebih mengajar di sekolah negeri di malang yang dibilang favorit untuk kejuruannya.

Berbagai macam unsur pribadi seorang Jack coba dicurahkan untuk murid2 nya, tapi apa daya kalo semua itu berhadapan pada peralatan yang kelihatannya seadanya, seakan-akan dilupakan (Wallahu bish showab), sesuai dengan sifat dasar manusia, yaitu mudah membuat/pengadaan tapi kadang lupa akan perawatan. Itupun kalau alatnya ada, kalau tidak ada pengadaan terpaksa dibuat 'seadanya' yang penting jalan. Pandangan orang khususnya 'orang yang berpendidikan' atau orang yang mempunyai kekuasaan akan pendidikan, berpendapat bahwa satu alat satu siswa sepertinya akan menjadi impian di siang bolong yang sepertinya sulit untuk diwujudkan, mengingat siswanya kadang dua kali sampai tiga kali lipatnya dari dari jumlah alat yang tersedia. Sebagai seorang yang memberikan ilmu kepada siswanya dengan mengerahkan segala daya upanya agar ilmunya bisa sampai ke siswa, ini merupakan masalah yang
sepertinya menjadi rahasia umum. Sudah beberapa kali para pengajar mengajukan perbaikan sampai pengadaan alat, sampai-sampai kepala sekolah sendiri yang inspeksi terhadap laboratorium yang sangat-sangat-sangat membutuhkan pun sampai sekarang tidak ada hasilnya, hanya mencatat saja, seterusnya tidak ada aksi alias NATO (No Action Talk Only).

Siapakah yang salah?
-Saya, apa mungkin karena kurang bersabar dengan alat yang sangat seadanya?
-Siswa, apa karena salah menaruhkan harapannya terhadap sekolahnya,sehingga menjadi 'nriman'?
-Sarana dan Prasarana, apa karena tidak tidak punya dana? apa menunggu barang yang sangat murah,sehingga kerjanya merasa dihargai kalau nanti bisa mendatangkan keuntungan???!! Apa karena alat mahal karena mutunya bagus?apa karena alatnya murah dengan harapan kualitas juga 'bagus'?
-Kepala Sekolah, apa karena salah penempatan?tidak cocok dengan atmosfer yang baru?apa karena terlalu sibuk untuk mengatasi masalah sekolah kejuruan yang sebelumnya menangani sekolah menengah pertama (SMP)?apa karena mengatasi dua sekolah yang bersamaan?Apa karena kurangnya pengawasan?

Kita tidak bisa menentukan siapa yang salah dalam hal ini, hanya kita sendiri yang harus introspeksi diri kita masing2. Disamping karena kinerja guru menjadi sorotan tajam, tidak semuanya negatif. Apa pernah orang melihat positifnya dari seorang yang rela menghabiskan waktunya sampai sorenya agar praktek bisa lancar dan menyenangkan semua pihak,itupun gratis, karena sekolah tidak mengakui jam lembur, karena akan dianggap jamnya sudah terlalu banyak.. Apa pernah mereka berpikir bagaimana seorang guru dituntut untuk kreatif untuk menangani masalah ini?Apa mereka pernah memperhatikan mereka sendiri?

Kalau nantinya sekolah ini menciptakan tenaga2 yang handal dan berkualitas itupun karena mereka memang aktif dan tidak pantang menyerah menghadapi segala keterbatan yang ada,meskipun mereka harus lari sekuat tenaga mengejar ketertinggalan yang sudah 'tidak kelihatan' dari kejauhan, itupun bisa dihitung jari, tapi bagaimana dengan mereka yang tidak?bagaimana tanggung jawab kita, selaku penyelenggara pendidikan sekolah, di akhirat nanti? Semoga saja siswa yang dididik tahu akan kebenaran dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan tidak putus asa.

Semoga saja kita bertemu lagi dikehidupan yang kekal nanti dengan segala kesempurnaan yang sempurna dan keadilan yang seadilnya.

Semoga Allah SWT menolong kita dari segala kesusahan yang menimpa dan memberi jalan keluar, mengampuni dosa kita, sengaja maupun tidak, yang telah kita perbuat..Amin
Iyyaa kana' budu wa iyya kanas ta'in

Sunday, February 20, 2005

Blind Loyallity

Cerita ini bermula dari seorang anak manusia, dimana dia meletakkan kesetiaan diatas segalanya, meski harga dirinya pun dia pertaruhkan.
Cerita ini bermula dari TK. Dia terlahir sebagai anak polos, tidak tahu akan isi dunia dan kekejamannya. ketika dia sekolah, dia sama sekali tidak tahu apa yang namanya harus sekolah, ulangan, sementara anak yang lain sudah lebih jauh mengenal akan hal itu. Ketika dia disakiti oleh teman-temannya dia hanya bisa menangis, tidak bisa membela diri, meskipun dia dikeroyok. Ketika dihukum oleh ibu guru, dia tidak bisa mengutarakan alasannya, ketika dia telat masuk, dia tidak berani masuk kelas karena malu diantar pun dia masih juga malu, harus ditemani ibunya tercinta yang selalu mendampingi dan menunggu dia pulang. Sifatnya yang pemalu yang membuat dia kadang bisa berkembang untuk bisa memahami akan dunia ini.
Hari demi hari dia lalui dengan hal yang sama, tidak ada perubahan akan sifat dan kelakuannya. Ketika menginjak Sekolah Dasar, tepatnya di kelas 5, dia mulai merasa dunianya akan berubah, ketika dia mulai ...

Monday, February 14, 2005

Sehari satu ilmu

Ketika suatu saat kita menyadari bahwa ilmu adalah sandaran kita dalam menghadapi ganasnya kehidupan, pasti teringat kita dengan berkata dalam hati "mengapa dulu aku tidak belajar ilmu itu.." atau "mengapa aku tidak semangat dalam mendalami ilmu itu..." dan mungkin sejuta perkataan penyesalan akan terlontar dari mulut hati kita masing-masing, tapi itu tidak membuat perbedaan di kehidupan yang kita hadapi ini.

Ada hal memang tidak datang untuk kedua kalinya, tapi bagaimana kita bisa tahu kapan kita tahu bahwa pada saat itu hal yang penting bagi kehidupan kita kelak..??!
satu yang pernah kupelajari dari pengalaman adalah selalu berusaha untuk melakukan sesuatu meskipun kecil kita lakukan dengan sebaik-baiknya, tanpa mengeluh meskipun berat menyelesaikannya.

Sebagai pengangan lain, selalulah berusaha untuk niat setelah kita bangun dengan berkata dalam hati "..aku harus dapat ilmu hari ini, entah ilmu itu ilmu yang sudah usang maupun baru.." dan ketika kita akan tidur dengan berkata "..ilmu apa yang aku dapat hari ini.."

Hari ini adalah langkah pertama aku menapakkan kaki kehidupan setelah pintu ridlo telah terbuka, lembar kehidupan baru dimulai.
aku sendiri menyadari, semakin kita akan menapaki kebahagiaan semakin bertambah pula ujian yang akan kita hadapi, apakah aku mampu mengahadapi tantangan, dengan kebahagiaan taruhannya..?

Dengan jelas aku menjawab, "Aku akan berusaha semaksinal mungkin, dengan menggendong segenggam ridlo orang tua dan mengharap ridlo Tuhanku, Allah, akan terus berusaha, selama tubuh masih bernafas ..."